BAGAIMANA MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK SISWA?


Gambar

Cara Yang Biasa Dilakukan

Tidak sedikit orang tua yang merasa “turun kehormatan dirinya” atau merasa malu dengan sesame orang tua lainnya, jika prestasi akademik anaknya rendah. Terus, siapa yang salah jika nilai rapor siswa buruk? Meskipun susah untuk menjawabnya, tetapi tindakan yang anda lakukan pada siswa, membuktikan bahwa siswa yang salah. Buktinya adalah bahwa yang biasa dilakukan guru atau orang tua untuk meningkatkan prestasi para siswa sangat terfokus pada perbaikan diri siswa, jarang terfokus pada perbaikan guru atau orang tua. Tindakan tersebut antara lain:

  • Mengundang guru les privat ke rumah
  • Anak mengikuti bimbingan belajar
  • Tambahan jam belajar di sekolah
  • Meningkatkan kedisiplinan anak
  • Meningkatkan motivasi belajar para siswa
  • Para siswa “dikarantina”

Tindakan tersebut mencerminkan untuk meningkatkan prestasi akademik yang selalu dijadikan objek perbaikan adalah siswa. Yang berarti bahwa ada yang salah atau ada yang kurang pada siswa.

 

Kasihan Para Siswa..

Dari uraian diatas siswa dijadikan objek kesalahan dan kekurangan. Siswalah yang selalu dianggap kurang dan salah. Siswa dituduh kurang jam belajarnya, sehingga ditambah jam belajarnya. Siswa yang dituduh kurang disiplin, maka perlu didisiplinkan. Sungguh kasihan siswa itu…? Itulah potert kelam cara meningkatkan prestasi akademik yang umum terjadi. Dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi siswa, mereka harus diberi tambahan jam pelajaran dan selalu menjadi objek kekurangan dan kesalahan.

 

Jam Belajar Siswa Sudah Berlebih

Saat ini banyak sekali sekolah dari SD sampai SMA yang masuk dari pukul tujuh pagi sampai pukul empat sore. Jika perjalanannya jauh berangkat pukul enam pagi dan pulang pukul lima sore. Kondisi ini persis seperti orang dewasa yang bekerja. Belum malamnya mengerjakan PR, sungguh sebuah kondisi yang berat bagi siswa. Belum lagi pada waktu menjelang UAN hidup siswa seakan-akan hanya untuk pelajran. Meningkatkan akademik siswa dengan menambah jam belajar siswa sungguh tidak layak dilakukan. Standar kurikulum pendidikan di Indonesia cukup berat bagi siswa karena jumlah jam pelajaran mencapai lebih dari 1400 jam pertahun, padahal maksimal jam belajar yang ditetapkan PBB (UNESCO) hanya 800 jam per tahun. Jika dibandingkan pada tingkat SMP dan SMA mencapai 42 jam per minggu di Indonesia, di Jepang hanya 30 jam, di Prancis hanya 32 Jam, di Australia hanya 25 jam. Kepadatan jam belajar siswa Indonesia menempati peringkat 1 dengan 242 jumlah hari sekolah per tahun. Padahal kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran hanya kurang lebih 4 jam sehari. Sebagai gambaran, beban jam di setiap jenjang pendidikan sebagai berikut:

Jenjang Pendidikan

Jam/Tahun

Jam/Minggu

SD Kelas 1 s/d 3

516 – 621

15 – 16

SD Kelas 4 s/d 6

639 – 709

17 – 19

SMP

725 – 811

19 – 21

SMA

969 – 1111

26 – 29

Namun dalam pelaksanaannya, kita merasakan bahwa jam belajar anak jauh melebihi koridor yang ada tersebut.

 

Sudah Terlalu Sering Anak Disalahkan

Anak selalu salah setiap hari. Kalau mengatakannya hanya sehari atau dua hari, mungkin tidak masalah. Tetapi, selalu setiap hari siswa menjadi objek kesalhana dan kekurangan. Meningkatkan prestasi akademik dengan bertumpu pada anggapan bahwa yang salah dan kurang adalah siswa, adalah anggapan yang perlu dikoreksi sudah terlalu sering anak disalahkan di rumah maupun di sekolah. Kalau di rumah dan di sekolah anak selalu salah, lalu di mana anak bias menjadi bahagia? Yang jelas anda harus merubah pola piker anda, para orang tua dan guru.

Tinggalkan komentar